Friday, March 31, 2023

JURNAL REFLEKSI PPL I (FILOSOFI PENDIDIKAN)

 

Nama Matakuliah

Praktik Pengalamana Lapangan I

Review pengalaman belajar.

Pada Praktik pengalaman lapangan merupakan matakuliah yang ditempuh untuk mengembangkan dan memperkuat kompetensi dalam melaksanakan tugas sebagai seorang pendidik profesional di sekolah. Proses mengemban kemampuan mengajar kami sebagai calon guru dengan menerapkan prinsip yang diajarkan oleh Ki Hadjar Dewantara aitu niteni (mengamati), nirokke (menirukan), dan nambahi (mengembangkan). Pengalaman praktik mahasiswa PPG dirancang sebagai proses perbaikan berkelanjutan melalui format lesson study dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Kolaboratif.

Secara umum, PPL bertujuan agar mahasiswa PPG memiliki pengalaman nyata dan kontekstual dalam menerapkan seperangkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dapat menunjang tercapainya penguasaan kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi penguasaan materi bidang studi secara utuh.

  1. Terampil mengidentifikasi karakteristik peserta didik, lingkungan belajar, dan pelaksanaan pembelajaran di sekolah secara mandiri dan bertanggungjawab
  2. Mampu mengevaluasi secara kritis karakteristik peserta didik, lingkungan belajar, dan pelaksanaan pembelajaran di sekolah, secara kolaboratif dengan teman sejawat, guru sekolah, kepala sekolah, dan dosen pembimbing
  3. Terampil memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapi guru di sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah
  4. Terampil menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi yang akan dicapai dengan mengadaptasi karakteristik peserta didik, lingkungan belajar serta tahapan belajar yang sesuai dengan karakteristik bidang ilmu dan teknologi yang dilakukan secara kolaboratif dengan teman sejawat, guru pamong, dan dosen pembimbing)
  5. Terampil melakukan praktik pembelajaran secara terbimbing sesuai dengan RPP yang disusun secara bertanggungjawab dengan mengedepankan nilai etika profesi guru
  6. Terampil melakukan penilaian hasil belajar (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) peserta didik sesuai dengan prinsip-prinsip penilaian

Asesmen PPL dititikberatkan pada kemampuan mahasiswa dalam berefleksi terhadap praktik pengajarannya. Refleksi bukan sekedar mengingat atau berpikir tentang apa yang telah dilakukan, namun diawali dengan kesadaran dan pemahaman terhadap sebuah problem/dilema dalam pengajaran dan pembelajaran. Kegiatan refleksi diawali dari mengidentifikasi problem/dilema secara kritis dan membuatnya menjadi eksplisit, menganalisis permasalahan, menemukan solusi-solusi secara kreatif, serta melakukan tindak lanjut untuk memperbaiki pembelajaran secara berkesinambungan.

Orientasi PPL I

Mata kuliah sekaligus kegiatan PPL 1 ini diawali dengan kegiatan orientasi yang dilaksanakan di sekolah mitra tempat saya melaksanakan tugas yakni SMA N 3 Gorontalo. Pada kegiatan untuk mengenalkan berbagai hal terkait mendapatkan gambaran umum terkait kondisi sekolah baik dari segi peserta didik, guru dan tenaga pendidik, serta sarana dan prasarana, sekolah, di antaranya manajemen pendidikan yang berlaku di sekolah tersebut, kultur sekolah serta berbagai kegiatan ekstra kurikuler dan kegiatan non akademik lainnya yang diterapkan di sekolah. Kegiatan orientasi dilakukan pada hari pertama dilaksanakannya PPL I di sekolah dan orientasi PPL diberikan oleh Kepala Sekolah atau Penanggungjawab PPL PPG Prajabatan di sekolah.

Adapun kesulitan, hambatan, tantangan dan solusi yang di hadapi pada saat orientasi PPL I

Kesulitan dan Hambatan

  • belum mengenal semua tenaga pengajar 
  • belum mengetahui keadaan dan letak kelas
  • sulit memahami maksud perkataan karena bahasa yang berbeda

Tantangan

  • harus mengenal guru-guru yang ada di sekolah
  • harus pandai berkomunikasi dengan baik
  • harus menghafal letak kelas dan laboratorium yang ada di sekolah

Solusi

  • menyapa guru yang ada di sekolah dan menanyakan nama guru tersebut
  • sering berinteraksi dengan guru dan siswa disekolah
  • sering berjalan-jalan untuk menghafal letak sekolah 

 

Observasi PPL I

Setelah kegiatan orientasi kemudian kami melakukan kegiatan observasi terhadap sekolah, kegiatan ini dipandu dengan lembar-lembar observasi yang telah disediakan pada proses perkuliahan PPL 1 ini dimana untuk mendapatkan data-data yang diperlukan kami melakukan pengamatan secara langsung juga melakukan wawancara terhadap pihak-pihak yng terlibat seperti kepala sekolah, wakil-wakil kepala sekolah, tenaga kependidikan, bendahara, guru pamong, OSIS, dan lain sebagainya. Data-data ini kemudian kami tuangkan dalam bentuk satu bentuk laporan hasil observasi sebagai bentuk analisis data mahasiswa terhadap kondisi sekolah. Kegiatan observasi dan sayaan laporan ini penting oleh sebab hal merupakan salah satu semangat yang dibawah pemerintah terhadap program PPG Prajabatan yakni induksi guru pemula yang dinilai merupakan hal yang penting dilakukan oleh seorang guru di sekolah yang baru.

Faktor penghambat pelaksanaan observasi

Dalam pelaksanaan observasi pastinya ada faktor penghambat yaitu dalam memahami lembar observasi karena di dalamnya ada masih ada pertanyaan yang menimbulkan penafsiran ganda.

Faktor pendukung pelaksanaan observasi

·         Komunikasi dengan guru pamong dan dosen pembimbing lapangan baik, sehingga observasi dapat dilakukan dengan baik

·          Sekolah dan guru-guru yang bersangkutan dengan sasaran observasi menerima baik dan membantu kami dalam melaksanakan observasi

·         Kekompakan dan kerja sama dengan teman-teman observer saling membantu dan saling mengingatkan membuat observasi dapat berjalan lancar

Hal baru yang saya pelajari dari observasi PPL I yaitu sebelum melakukan pembelajaran guru harus mengetahui dan mengobeservasi sekolah yang akan ditempati mengajar semaksimal mungkin kondisi yang ada, baik mengenai sarana pembelajarannya ataupun fasilitas yang lain. Saya mendapatkan pengalaman yang sangat berharga, yaitu merasakan terjun langsung kedalam dunia kerja, sebagai calon guru profesional dengan mengamati terlebih dahulu karakteristik peserta didik, lingkungan belajarnya, manajemen sekolah, rancangan modul ajar yang digunakan hingga proses pelaksanaan pembelajarannya.

Asistensi Mengajar

Kegiatan selanjutnya daripada rangkaian kegiatan PPL ini ialah kegiatan asistensi mengajar, dimana pada kegiatan ini kami mahasiswa bertugas sebagai asisten teradap guru pamong dalam melakukan pembelajaran di dalam kelas. Kegiatan ini penting sekaligus bermakna bagi saya oleh karena menjadi asisten pembelajaran yang sekaligus mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pamong saya kemudian mendapatkan gambaran tentang bagaimana melakukan pembelajaran yang baik terutama pada implementasi kurikulum merdeka. Dalam melaksanakan kegiatan asistensi mengajar dengan membantu guru pamong dalam beberapa hal berikut :

·         Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

·         Menyiapkan bahan ajar, media pembelajaran, serta alat evaluasi

·         Melaksanakan pembelajaran di kelas atau diluar kelas, misalnya membantu guru pamong mengatur kelompok belajar

·         Membagikan lembar kerja peserta didik dan mengkoreksi hasil tes peserta idik

Kami melakukan semua kegiatan asistensi mengajar dan membuat dokumentasi kegiatan dan mencatat yang di lakukan pada saat asistensi. Kegiatan terakhir yang dilakukan pada saat setelah asistensi mengajar adalah refleksi dan Menyusun rencana tindak lanjut mengenai yang harus di kerjakan dalam pembelajaran terbimbing

Pembelajaran Terbimbing

Setelah melakukan kegiatan asistensi mengajar, mahasiswa kemudian diberikan kesempatan untuk melakukan pembelajaran di dalam kelas sebagai guru model dengan sistem pembelajaran termbimbing atau dengan bimbingan guru pamong dan dosen pembimbing lapanan (DPL). Menarik dan bermaknanya kegiatan ini oleh karena dilaksanakan dengan menggunakan format lesson study selama tiga siklus. Melalui format lesson study ini, yang dengan tahapan plan do see, proses pembelajaran yang dilakukan oleh saya menjadi lebih terarah dan berorientasi pada perbaikan pembelajaran oleh sebab setiap akhir pembelajaran yang dilakukan oleh saya selalu dilaksanakan kegiatan refleksi baik itu bersama teman sejawat, guru pamong maupun bersama-sama dengan DPL.

Pada tahapan Perencanaan/plan kami menysusun perangkat pembelajaran yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model PBL, media pembelajaran yang akan digunakan seperti PPT dan Video pembelajaran, Bahan Ajar dan Asesmen yang digunakan serta pembagian kelas  

Pada tahapan Pelaksanaan/do, pelaksanaan pembelajaran dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Pembelajaran dilaksanakan menggunakan model PBL dimana peserta didik di ajak untuk menyelesaikan masalah kontekstual sesuai dengan topik yang dipelajari, proses pembelajaran diamati oleh observer.

Pada tahapan Refleksi/see, kegiatan refleksi dilaksanakan dengan memberikan kesempatan pada guru model dan observer untuk menyampaikan hasil pengamatannya selama proses pembelajaran. Refleksi difokuskan pada pola-pola interaksi antara peserta didik dengan guru, antara sesama peserta didik dan interaksi antara peserta didik dengan media pembelajaran. Refleksi juga dilakukan untuk memberikan saran kepada guru model untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya.

Refleksi pengalaman belajar yang dipilih

Refleksi

Kegiatan pembelajaran terbimbing dilakukan selama tiga siklus dimana setiap siklus dilaksanakan dengan menggunakan format lesson study. Langkah-langkah lesson study menjadi penting bagi saya oleh sebab setiap tahapannya membantu saya untuk dapat merencanakan dan melaksananakan pembelajaran dengan baik serta selalu berorientasi pada perbaikan pembelajaran. Seperti misalnya pada tahap plan yang diisi dengan kegiatan mahasiswa merancangan rencana pembelajaran yang nantinya, rancangan tersebut akan didiskusikan bersama guru pamong. Kegiatan ini menjadi penting bagi saya, karena melalui kegiatan ini saya belajar banyak tentang tata cara pembuatan perangkat pembelajaran yang diperlukan dalam melaksanakan pembelajaran, seperti perancangan modul ajar dan LKPD.

Tahapan see atau pelaksanaan juga tak kalah penting oleh sebab pada tahap pelaksanaan ini, saya sebagai guru model kemudian selama pembelajaran dibantu oleh teman sejawat dan guru pamong serta DPL yang berperan sebagai observer terlebih khusus terhadap perilaku peserta didik selama pembelajaran. Hingga akhirnya hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer ini masing-masing akan dituangkan pada kegiatan refleksi yakni tahap see pada lesson study. Tahap ini sangat penting menurut saya oleh karena hasil refleksi yang didapatkan akan menjadi sebuah bahan dasar untuk melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus yang selanjutnya. Dan berdasarkan tahapan-tahapan inilah kemudian saya belajar dan berproses untuk benar-benar menjadi seorang guru

Analisis artefak pembelajaran

Analisis Artefak

Link Artefak

 

Artefak yang saya lampirkan diatas merupakan sebuah perangkat pembelajaran yang dirancang dan digunakan saya pada pelaksanaan pembelajaran terbimbing sikus III yang diantaranya berisi RPP, LKPD, bahan ajar, dan bahan presentasi. Materi yang menjadi bahan dasar penyusunan perangkat tersebut ialah materi determinasi seks. Adapun model pembelajaran yang saya gunakan ialah model pembelajaran problem based learning dengan metode diskusi oleh karena itu dalam proses pembelajarannya peserta didik akan melakukan diskusi  terkait dengan persilangan determinasi seks dengan dipandu oleh petunjuk LKPD yang telah saya susun sebelumnya dan termuat pada LKPD.

Penggunaan model pbl ini merupakan hasil diskusi bersama degan guru pamong, karena pada materi tersebut dibutuhkan diskusi untuk penyelesaian masalah selai itu peseta didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

 

 

Pembelajaran bermakna (good practices)

Kegaitan PPL 1 bagi saya merupakan sarana terbaik di dalam perkulian PPG Prajabatan ini untuk mendapatkan sebuah pembelajaran bermakna, oleh sebab kegiatan PPL 1 ini merupakan praktek langsung daripada apa yang selama ini saya dan mahasiswa lain dapatkan pada saat pembelajaran di kampus. Terdapat banyak hal bermakna yang saya dapatkan dari kegiatan PPL 1 ini, selain daripada yang telah saya jelaskan diatass, satu diantaranya ialah; pembuktian hipotesis saya bahwa sarana-prasarana, fasilitas, kepopuleran sekolah, hanyalah merupakan variabel pendukung pembelajaran adapun kunci keberhasilan utamanya ialah bagaimana proses pembelajaran itu berlangsung di dalam kelas. Hal ini saya kemukakan oleh karena, saya yang sebelumnya pernah menjadi salah seorang guru dengan status tenaga honorer pada salah satu sekolah di daerah asal saya yang sangat terbatas dalam variabel-variabel yang saya sebutkan diatas namun bagi saya kemampuan peserta didiknya tak kalah dengan kemampuan peserta didik yang saya ajarkan di sekolah tempat PPL 1 yang merupakan salah satu sekolah unggulan di daerah tersebut. Hal ini kembali menguatkan sebuah prinsip pendidikan saya yakni bahwa, “bukan tentang dimana kita bersekolah akan tetapi bagaimana kita bersekolah.”

 

MODUL AJAR IPA KELAS VIII

PDF