Thursday, December 22, 2022

Pancasilais di dalam Globalisasi dan Modernisasi


Dewasa ini hal yang paling mungkin menjadi tantangan dalam penghayatan Pancasila sebagai Entitas dan Identias Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila ialah globalisasi. Hal demikian dikarekan dalam proses globalisasi terjadi integrasi antara nilai-nilai yang ada pada bangsa Indonesia dan nilai-nilai yang mengemuka dalam pergaulan dunia, terutama dari negara-negara maju. Proses integrase inilah yang kemudian menjadi tantangan dalam penghayatan terhadap nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila yang sebagai pengejawantahan dari nilai-nilai luhur yang menjadi identitas bangsa Indonesia telebih khusus bagi pada peserta didik oleh karena para generasi mudalah yang lebih rentan terhadap proses integrasi ini apalagi ditambah dengan arus kencang modernisasi.

Modernisasi merupakan proses perubahan dari nilai-nilai tradisional menuju nilai-nilai modern. Dengan pengertian ini sangat jelas terlihat bahwa paparan utama dari perkembangan zaman akan sangat lekat kepada peserta didik atau para generasi muda oleh karena bagi mereka nilai-nilai yang terkandung pada Pancasila dapat saja dianggap sebagai nilai kuno yang sudah tinggalan dan tidak dapat eksis lagi dalam pergaulan zaman. Seperti nilai-nilai kegontog-royongan, nilai-nilai religiusitas, nilaia-nilai kecintaan tanah air, hingga yang paling rentantan adalah nilai-nilai luhur terkait adat dan sopan santun. Oleh karena perkembangan zaman dalam ruang globalisasi dan berikut modernisasi nilai-nilai diatas dapat saja atau mungkin sudah dianggap sebagai nilai yang kuno oleh sebagian peserta didik sehingga keeksisannya di dalam kehidupa bermasyarakat tidak diperlukan lagi karena nilai-nilai modern yang berkembangan itu bertentangan atau membatalkan keberadaan dari nilai-nilai tersebut.

Berkaca dari fenomena diatas dan kemungkinan terburuk yang dapat kita bayangkan bersama, maka sedini mungkin pada generasi muda, para peserta didik ini perlu untuk ditanamkan penghayatan terhadap nilai-nilai Pancasila yang saat ini dalam gagasan kementerian pendidikan dikenal dengan istilah profil pelajar Pancasila. Wujud nyata dari gagasan ini dapat diaktualisasikan di dalam kelas melalui kegiatan pembelajaran yang mencerminkan nilai-nilai setiap sila Pancasila seperti berdoa sebemun dan sesuadan belajar, mengucapkan salam, memeberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja secara berkelompok, agar dapat menumbuhkan sikap kerja sama, membiasakan peserta didik untuk menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam menyampaikan maupun menuliskan argument, membiasakan mereka memberikan apresiasi terhadap karya orang lain misalkan dalam hal saling memberikan tanggapan pada kegiatan presentasi kelompok dan lain sebagainya. 

Friday, November 18, 2022

PENGGUNAAN MODEL ASSURE

 

Infografis penggunaan model ASSURE 




FILOSOFI PENDIDKAN KI HAJAR DEWANTARA

Kita telah mengetahui Bersama bahwa Ki Hajar Dewantara adalah tokoh pening dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, sekaligus tokoh Pendidikan Indonesia. Beliau melakukan perjuangan melalui tulisan-tulisan kritik terhadap pemerintah Hidia Belanda sehingga diasingkan ke Belanda. Menurut Ki Hajar Dewantara, Pendidikan adalah untuk menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Dari zaman sebelum merdeka Indonesia sudah mengenal Pendidikan namun, Pendidikan di negara Indonesia sangat buruk. Tidak semua rakyat Indonesia dapat menempuh jenjang Pendidikan yang layak. para penguasa bangsa Belanda di Indonesia sebenarnya sama sekali tidak memperhatikan soal pendidikan kebudayaan. Mereka semata-mata mementingkan pengajaran, yang intelektualitas serta materialistis, karena pendidikan di situ semata-mata berupa pendidikan intelek.

Ki Hajar Dewantara mengumpakan pendidik sebagai petani, jika petani menanam padi misalnya, ia hanya dapat menuntun tumbuhnya padi, ia dapat memperbaiki kondisi tanah, memelihara tanaman padi, memberi pupuk dan air, membasmi ulat-ulat atau jamur-jamur yang menggangu hidup tanaman padi dan lain sebagainya. Meskipun pertumbuhan tanaman padi dapat di perbaiki, tetapi ia tidak dapat mengganti kodratnya. Misalkan ia tak dapat memelihara tanaman menjadikan padi yang ditanamnya menjadi jangung.

Dasar pendidikan Ki Hadjar Dewantara tentang Kodrat Anak, manusia merdeka adalah manusia yang hidupnya lahir atau batin tidak tergantung kepada orang lain, akan tetapi bersandar atas kekuatan sendiri. Maksud pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk perikehidupan bersama ialah memerdekakan manusia sebagai bagian dari persatuan rakyat. Aplikasi dasar pendidikan Ki Hadjar Dewantara ini adalah dalam hal merdeka belajar, dimana siswa diberikan kebebasan dalam memilih sumber, media, dan cara belajar sesuai gaya belajarnya. 

Dasar pendidikan Ki Hadjar Dewantara, Bukan Tabula Rasa, yaitu 'Anak bukan kertas kosong yang bisa digambar sesuai keinginan orang dewasa'. Sangat jelas bahwa anak sudah memilii potensi di dalam dirinya, baik potensi yang luhur maupun yang buruk. Tugas guru adalah memunculkan potensi yang luhur agar terlihat jelas, dan potensi yang buruk menjadi kabur/samar bahkan tidak nampak.

Pesan kunci pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan adalah: Guru dan murid berkolaborasi untuk menginisiasi/menciptakan kedalaman rasa takdjub dan kasmaran spiritual, intelektual dan sosial untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia.

MODUL AJAR IPA KELAS VIII

PDF