Ada tiga cara agar kita dapat membangun
bangsa yang pertama adalah ta’at
Beribadah secara Lillahitaalla (ikhlas)
selalu taat, merupakan salah satu cara untuk mendekatkan diri dan sangat
disukai oleh Allah dan Rasul-Nya. Taat secara bahasa adalah senantiasa tunduk
dan patuh, baik terhadap Allah, Rasul maupun ulil amri. Hal ini sudah tertuang
didalam Qs An Nisa ayat 59
“ Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al Quran) dan Rasul ( Sunahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya “.
Berpedoman pada sepotong firman Allah diatas yang memerintahkan orang-orang yang beriman supaya selalu memurnikan ketaatan hanya kepada Allah, Rasul maupun ulil amri. Soal pemimpin yang bagaimana yang harus ditaati tsb ? tentu pemimpin yang juga taat kepada Allah dan Rasulnya, lalu masih adakah pemimpin yang memiliki sifat seperti yang di uraikan diatas ? yang lebih mengutamakan kepentingan umum&rakyat badarai diatas kepentingan pribadi dan keluarganya ?.
“ Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al Quran) dan Rasul ( Sunahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya “.
Berpedoman pada sepotong firman Allah diatas yang memerintahkan orang-orang yang beriman supaya selalu memurnikan ketaatan hanya kepada Allah, Rasul maupun ulil amri. Soal pemimpin yang bagaimana yang harus ditaati tsb ? tentu pemimpin yang juga taat kepada Allah dan Rasulnya, lalu masih adakah pemimpin yang memiliki sifat seperti yang di uraikan diatas ? yang lebih mengutamakan kepentingan umum&rakyat badarai diatas kepentingan pribadi dan keluarganya ?.
Yang kedua, Kompetisi bukan hanya untuk menjadi yang terbaik, tetapi
juga kompetisi untuk meraih cita-cita yang diinginkan. Namun masih banyak orang
yang terjebak dalam kompetisi Amu yang hanya memperuntuhkan syahwat hawa nafsu
duniawi. Indah menggoda, tetapi sesungguhnya tiada. Itulah kompetisi yang
menipu.
Setiap kaum diberikan aturan
atau syariat. Syariat setiap kaum berbeda beda sesuai dengan waktu da keadaan
hidupnya. Meskipun mereka berbeda-beda yang terpenting adalah semuanya
beribadah dalam rangka mencari rida Allah SWT dan berlomba-lomba dalam
kebaikan.
Yang ketiga, Bekerja adalah kodrat hidup, baik kehidupan spiritual,
intelektual, fisik biologis maupun individual dan sosial dalam berbagai bidang
Allah memerintahkan kepada umat islam untuk semangat dan bersungguh-sungguh
dalam bekerja. Kita sebagai umat islam meyakini bahwa dengan kerja keras pasti
mendapatkan sesuatu yang diinginkan dan pantang menyerah dalam melakukan
pekerjaan.
No comments:
Post a Comment