Kurang lebih 11 sen anak dari usia enam sampai
tujuh belas tahun di AS mendapatkan pendidikan atau pelayanan khusus. Contoh 1
menunjukkan perkiraan persentase anak-anak yang mengalami gangguan, yang
memperoleh pendidikan khusus (U.S. Department of Education, 2000). Dalam
kelompok ini, lebih dariseparuhnya menderita gangguan atau ketidakmampuan
belajar (learning disability). Juga ada banyak murid yang mengalami gangguan
bicara atau bahasa (19 persen dari kelompok anak yang menderita gangguan
kemampuan), retardasi mental (11 persen ), atau gangguan emosional serius ( 8
persen ).
Ketidakmampuan
belajar 2.817.148 50,8%
Gangguan Bicara dan
Bahasa 1.074.548 19,4
Retardasi
Mental 611.076 11,0
Gangguan
Emosional 463.262 8,4
“Gangguan
Bermacam-macam” 107.763 1,9
Gangguan
Pendengaran 70.883 1,3
Gangguan
Ortopedik 69.495 1,3
Gangguan Kesehatan
Lainnya 220.831 4,0
Gangguan
Penglihatan 26.132 0,5
Autisme 53.576 1,0
Buta –
Tuli 1.609 >0,1
Cidera Otak
Traumatik 12.933 0,2
Kelambatan
Perkembangan 11.910 0,2
TOTAL 5.541.166
Disability : Keterbatasan ( ketidakmampuan ) personal yang
membatasi pelaksanaan fungsi seseorang
Handicap : Kondisi yang dinisbahkan pada orang yang
menderita ketidakmampuan
Kita akan mengelompokkan ketidakmampuan dan gangguan (disorder)
sebagai berikut: gangguan organ indra (sensory), gangguan fisik,
retardasi mental, gangguan bicara dan bahasa, gangguan belajar (learning
disorder), attention deficit hyperactivity disorder, dan
gangguan emosional dan perilaku.
GANGGUAN INDRA
Gangguan indra mencakup gangguan atau kerusakan penglihatan
dan pendengaran, diantaranya :
1. Gangguan Penglihatan
Salah satu tugas penting untuk mengajar anak yang menderita
gangguan penglihatan ini adalah menentukan modalitas agar murid dapat belajar
dengan baik.
2. Gangguan Pendengaran
Gangguan pendengaran dapat menyulitkan proses belajar anak.
Anak yang tuli sejak lahir atau menderita tuli saat masih anak-anak biasanya
lemah dalam kemampuan bicara dan bahasanya.
Beberapa kemajuan medis dan teknologi, seperti yang disebutkan
disini, juga telah meningkatkan kemampuan belajar anak yang menderita masalah
pendengaran antara lain:
· Pemasangan
Cochlear
· Menempatkan
semacam alat di telinga. Namun ini bukan prosedur yang permanen.
· Sistem
hearing aids dan amplifikasi
· Perangkat
telekomunikasi dan radiomail
GANGGUAN FISIK
1. Gangguan Ortopedik
Biasanya berupa keterbatasan gerak atau kurang mampu
mengontrol gerak karena masalah di otot, tulang, atau sendi. Tingkat gangguan
bervariasi. Bisa disebabkan oleh problem prenatal, atau penyakit dan kecelakaan
saat anak-anak.
Cerebral palsy aadalah gangguan yang berupa lemahnya koordinat otot, tubuh
sangat lemah dan goyah (shaking), atau bicaranya tidak jelas.
2. Gangguan kejang-kejang
Jenis yg paling sering dijumpai epilepsy, gangguan saraf yg
biasanya ditandai dengan serangan sensorimotor, atau kejang-kejang.
RETARDASI MENTAL
Retardasi mental adalah kondisi sebelum usia 18 tahun yang
ditandai dengan kecerdasan yg rendah. (Biasanya nilai IQ dibawah 70) dan sulit
beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari. IQ rendah dan kemampuan beradaptasi
yang rendah biasanya tampak sejak kanak-kanak, dan tidak tampak pada periode
normal, dan keadaan retardasi ini bukan disebabkan oleh kecelakaan atau penyakit
atau cedera otak.
Retardasi mental disebabkan oleh faktor genetik dan
kerusakan otak. Bentuk yang paling umum dari retardasi mental adalah Down
Syndrome.
1. Down Syndrome yang
ditransmisikan (diwariskan) secara genetic. anak dengan sindrom down ini punya
kromoson lebih (kromoson ke-47).
2. Fragile X
Syndrome adalah tipe kedua yang paling lazim dari retardasi
mental sindrom ini diwariskan secara geneik melalui kromoson X yang tidak
normal yang menyebabkan retardasi mental ringan sampai berat.
3. Fetal alcohol
syndrome adalah serangkaian ketidaknormalan, termasuk retardasi
mental dan ketidaknormalan wajah, yang muncul dalam diri anak yang kecanduan
minuman beralkohol pada waktu hamil. FAS menimpa sekitar sepertiga dari anak,
dari wanita yang kecanduan alcohol.
GANGGUAN BICARA DAN BAHASA
Sejumlah masalah problem bicara (seperti gangguan
artikulasi, gangguan suara, dan gangguan kefasihan) dan problem bahasa
(kesulitan untuk menerima informasi dan bahasa ekspresif).
Gangguan Artikulasi adalah problem dalam
melafalkan suara secara benar. Artikulasi anak pada usia enam atau tujuh tahun
tidak selalu benar dalam kesalahan, tetapi pada usia delapan semestinya
artikulasi mereka seakan tidak salah lagi
Gangguan Suara adalah gangguan dalam menghasilkan ucapan,
yakni ucapan yang keras, kencang, terlalu keras, terlalu tinggi, atau terlalu
rendah nadanya.
Gangguan kefasihan adalah gangguan yang biasanya disebut
“gagap”. Kondisi ini terjadi ketika ucapan anak terbata-bata.
Gangguan Bahasa adalah kerusakan siginifikan dalam bahasa
reseptif atau bahasa ekspresif anak.
Gangguan bahasa mencakup tiga kesulitan :
1. Kesulitan menyusun
pertanyaan untuk memperoleh informasi yang diharapkan.
2. Kesulitan memahami dan
mengikuti perintah lisan
3. Kesulitan mengikuti
percakapan, terutama ketika percakapan itu berlangsung cepat dan kompleks
Kesulitan-Kesulitan dalam bahasa berkaitan dengan dua
gangguan, gangguan bahasa Reseptif maupun Ekspresif.
· Bahasa
Reseptif adalah penerimaan dan pemahaman atas bahasa. Anak penderita gangguan
bahasa reseptif akan kesulitan untuk menerima informasi. Informasi
masuk tetap otak akan sulit untuk memprosesnya secara efektif, hal ini
menyebabkan anak kelihatan cuek atau bengong saja.
· Bahasa
Ekspresif adalah berkaitan dengan kemampuan menggunakan bahasa untuk
mengekspresikan pikiran dan berkomunikasi dengan orla. Beberapa anak bisa
dengan mudah memahami apa yg diucapkan orla, namun terkadang mrk kesulitan
untuk memberi tanggapan atau mengekspresikan pendapatnya.
Ciri-ciri Anak penderita Gangguan Bahasa Ekspresif Oral
a. Mereka mungkin
tampak malu, menarik diri, dan memiliki problem dalam berinteraksi
sosial.
b. Mereka mungkin
menunda memberi jawaban.
c. Mereka mungkin
kesulitan menemukan kata yang tepat.
d. Pemikiran mereka
mungkin ruwet dan tidak tertata, shg memusingkan
pendengarannya.
e. Mereka mungkin
menghilangkan bagian integral dari suatu kalimat atau informasi yg
dibutuhkan untuk pemahaman
KETIDAKMAMPUAN BELAJAR (Learning Disability)
Learning disability didefinisikan atas tiga definisi yaitu;
1. Punya kecerdasan
normal atau diatas normal,
2. Kesulitan dalam
setidaknya satu mata pelajaran atau biasanya beberapa mata belajaran,
3. Tidak memiliki problem
gangguan lain, seperti retardasi mental yang menyebabkan
kesulitan.
Karakteristik Umum:
· Kesulitan
mempertahankan atensi.
· Keterampilan
membaca yg buruk
· Strategi
belajar dan memori tidak efektif
· Kesulitan
menyelesaikan tugas-tugas yg melibatkan penalaran abstrak
· Kurang
pemahaman akan diri dan memiliki motivasi rendah dlm menyelesaikan tugas-tugas
akademik.
· Keterampilan
motorik buruk
· Keterampilan
sosial buruk
Attention Deficit Hyperaktivity Disorder (ADHD)
Ciri-ciri anak Penderita ADHD;
1. Kurang perhatian (Inanttention)
2. Hiperaktif (Hyperaktivity)
3. Impulsif (Impulsivity)
GANGGUAN PERILAKU DAN EMOSI
Gangguan perilaku dan emosi erat kaitannya dengan hubungan
agresi, depresi, ketakutan yag berkaitan dengan persoalan pribadi atau sekolah
dan juga berhubungan dengan karakteristik sosio-emosional.
Karakteristik umum pada Gangguan perilaku dan Emosi
· Rasa
harga diri rendah
· Keterampilan
sosial yg buruk
· Kesulitan
mencapai dan membina relasi interpersonal sec. Memuaskan
· Sering
tidak masuk sekolah.
· Memperlihatkan
penurunan prestasi akademik seiring peningkatan usia.
· Kurang
menyadari parahnya masalah yg mrk hadapi.
ANAK-ANAK BERBAKAT
Anak Berbakat adalah anak dengan kecerdasan di atas
rata-rata (biasanya didefenisikan memiliki IQ 130 atau kebih) dan/atau punya
bakat unggul di beberapa bidang seperti seni, musik, atau matematika.
Karateristik anak berbakat yaitu:
1. Dewasa lebih dini (precocity). Anak berbakat
adalah anak yang dewasa sebelum waktunya apabila di beri kesempatan untuk
menggunakan bakat atau talenta mereka. Mereka mulai menguasai suatu bidang
lebih awal ketimbang teman-temannya yang tidak berbakat. Dalam banyak kasus,
anak berbakat dewasa lebih dini karena mereka dilahirkan dengan membawa
kemampuan di domain tertentu, walaupun bakat sejak lahir ini tetap harus
dipelihara da di pupuk.
2. Belajar menuruti kemauan mereka sendiri. Anak
berbakat belajar secara berbeda dengan anak lain yang tak berbakat. Mereka
tidak membutuhkan banyak dukungan, atau scaffolding, dari orang dewasa. Sering
kali mereka tak mau menerima intruksi yang jelas. Mereka juga kerap membuat penemuan
dan memecahkan masalah sendiri dengan cara yang unik di bidang yang menang
menjadi bakat mereka. Tapi, kemampuan mereka di bidang lain bioleh
jadi normal atau bias juga di atasa normal.
3. Semangat untuk menguasai. Anak yang berbakat tertarik
untuk memahami bidang yang menjadi bakat mereka. Mereka memperlihatkan minat
besar dan obsesif dan kemampuan kuat focus. Mereka tidak perlu didorang oleh
orang tuanya. Mereka punya motivasi internal yang kuat
MENDIDIK ANAK BERBAKAT
Anak berbakat yang tidak merasa tertantang dapat mengganggu,
tidak naik kelas, dan kehilangan semangat untuk berprestasi. Terkadang anak
anak ini suka membolos, pasif, dan apatis terhadapm sekolah (roselli,1996)
1. Kelas khusus. Secara
historis, ini adalah cara yang lazim untuk mendidik anak berbakat. Kelas khusus
selama masa sekolah regular dinamakan program “pull-out”. Beberapa kelas khusus
diselenggarakan setelah sekolah regular, atau dimasa liburan.
2. Akselerasi dan
pengayaan dikelas regular.
3. Program mentor dan pelatihan.
Beberapa pakar percaya ini adalah cara penting yang jarang dipakai untuk
memotivasi,menantang,dan mendidik anak anak berbakat secara efectif
4. Kerja,
studi dan program pelayanan masyarakat.
The best sports toto | Sporting 100
ReplyDeleteWhat is the most popular sports toto? Betting on sports is about understanding the meaning 메이저 토토 사이트 of the word sports. This bookie is a dedicated and unbiased source