Saya mulai
mengenal filsafat pada saat saya kuliah. Saya juga baru tahu ternyata ada juga
matakuliah di jurusan biologi yaitu filsafat pendidikan. Setelah 2 kali
petemuan saya rasa agak sulit memahami filsafat tersebut mungkin di karenakan
pak ismail selaku dosen filsafat pendidikan mempunyai gaya bahasa yang tinggi. Saya
setuju sama beliau yang berpendapat filsafat itu sebaiknya di pelajari di
semester tinggi. Well, yang saya
dapat dari hasil kuliah kemarin:
Hakekat manusia sebagai makluk alamiah dan makluk
social




Lapisan perilaku makhluk :





Pengertian
manusia
Manusia,
''Mano'' (sangsakerta), Mens (latin) Befikir, berakal budi atau homo sapiens
yang berarti manusia.
Ada tiga kategori Makhluk
1. Hewan :



2. Manusia :




3. Ghaib :
Tak tampak.
Wujud
sifat hakikat manusia







Kemampuan
beresistensi
Ketika seseorang melakukan
tindakan amoral, maka dia bukan manusia. Karena dia tidak bisa menghadirkan
dirinya. Menjadi artinya semua manusia
memilki proses yaitu menjadi namun tidak akan ada yang jadi. Maksudnya tidak
ada yang sempurna, sebab yang jadi atau sempurna itu hanya milik Tuhan. Contoh
hari ini kita berada dalam Km 39 kemarin Km 40 dan hari esok km 38. Maksud dari
contoh ini ialah dari hari ke hari kita
harus mendekati kesempurnaan. Dalam proses yang terjadi jika kita dihadapi oleh
moral maka kita harus meng-ada jika tidak maka kita tidak akan menjadi manusia.
Meng-ada merupakan terfungisonalisasinya manusia.
Pandangan
tentang hakikat manusia
1. Pandanagan Psikoanalitik (analisis
kejiwaan)
Pemenuhan kegiatan manusia itu merupakan
naluri (insting) dan manusia menggunakan
akal.
Struktur kepribadian manusia :



2. Pandangan Neoanalitik
Manusia tercermin oleh pengemasan
keinginan :


3. Pandangan Humanistik
Menghargai
harkat orang lain bahwa orang lain juga mempunyai id, ego, dan supar ego.
Manusia cenderung mampu mambaca nilai-nilai aturan moral yang berlaku
disekitarnya. Misalnya menghargai orang lain.
4. Pandangan behavioristik
Pandangan
prilaku manusia yang selalu dihadapkan oleh pertanyaan, Mengapa prilaku itu
muncul.
Dimensi
manusia dalam makhluk individu dan social.








Yang paling saya tangkap dalam mata
pelajaraan ini ialah 2 point penting


Dimana
menjadi ialah proses/ perjalanan menuju pada sebuah titik, tetapi kita tidak
akan sampai ke titik tersebut. Ketika manusia sempai ketitik itu itu bukan lagi
“menjadi” melainkan “jadi” manusia dalam melakoni hidupnya itu dalam rentang
menjadi yang berarti tidak pernah jadi. Jadi itu adalah sempurna. Dan yang
sempurna hanyalah Allah. Dalam islam itu dikatakan bahwa
“ sesungghnya manusia itu merugi, ketika
hari kemarin sama dengan hari ini, dan besok sama dengan hari ini”
Jika
di ibaratkan titik kesempurnaan ada pada km 100, maka manusia menjalani
hidupnya dari hari ke hari jika hari ini ada di titik ke-40 maka besok harus
ada di km 41 dan besoknya lagi di km 42, jadi ketika manusia kemarin di km 40,
hari ini di km 40 itulah manusia yang merugi dan bila besok di km 40 maka
bangkrutlah manusia tersebut. Dan pada km 100 tidaka aka nada yang dapat
menyampai titik itu karena hanya di tempati yang maha kuasa. Sesungguhnya
keberadaan manusia itupun hanya dalam proses. Didalam melakoni proses menjadi
tantangan demi tantangan hadangan demi hadangan kita diperadabkan dalam
keseharian yang berbenturann dengan aspek moralitas kita. Maka pada setiap
detik demi detik dimana tuhan berkata meng-adalah disitu, didalam proses
menjadi kita berhadapan berbegai tantangan, rintangan dan hadangan, terutama
ketika berhadapan dengan dimensi moralitas manusia sebagai makhluk yang
bermoral. Maka seperti apapun tantangan itu berusahalah untuk selalu meng-ada
kitaka anda tidak meng-ada maka sesungguhnya anda adalah hewan yang berjalan,
hewan yang berbicra.
No comments:
Post a Comment