Saya mulai
mengenal filsafat pada saat saya kuliah. Saya juga baru tahu ternyata ada juga
matakuliah di jurusan biologi yaitu filsafat pendidikan. Setelah 2 kali
petemuan saya rasa agak sulit memahami filsafat tersebut mungkin di karenakan
pak ismail selaku dosen filsafat pendidikan mempunyai gaya bahasa yang tinggi. Saya
setuju sama beliau yang berpendapat filsafat itu sebaiknya di pelajari di
semester tinggi. Well, yang saya
dapat dari hasil kuliah kemarin:
Hakekat manusia sebagai makluk alamiah dan makluk
social
Pendidikan
khas manusia
Anak
didik (manusia) komponen sentral dalam sistem pendidikan
Konsep/pandangan
guru tentang hakekat anak menentukan strategi praktek pendidikannya
Pandangan
yang benar dan jelastentang hakekat anak akan terhindar dari akses dampak
negative perkembangan iptek yang pesat
Lapisan perilaku makhluk :
An organis (tunduk pada hukum
alam) dan organis, dikuasai oleh hukum alam dan hukum sebab akibat.
Tidak ada yang mampu mengalahkan hukum alam.
Vegetatif atau perilaku nabati.
Berperilaku seperti hewan
Lp Human, bijaksana, berbudaya
Hanya manusia yang memiliki religius
Pengertian
manusia
Manusia,
''Mano'' (sangsakerta), Mens (latin) Befikir, berakal budi atau homo sapiens
yang berarti manusia.
Ada tiga kategori Makhluk
1. Hewan :
Tidak berakal, mempunya insting yang
dimiliki, bertindak menurut insting, tidak mengenal etika.
Seketika lahir 1-2 menit bisa
berdiri.
Hewan hanya bisa berkoloni, setiap
koloni akan timbul permusuhan.
2. Manusia :
Berakal, berilmu, didik, tidak
berdaya sama sekali saat dilahirkan, makhluk biologis, potensi yang akan
berkembang, , memiliki etika, estetika dan agama.
Secara fisik tidak berdaya kecuali
insting yang dimiliki.
Manusia bermasyarakat, sifat
bermsyarakat cendrung bersifat koloni, contoh pada partai politik. Hanya
mementingkan koloninya.
Setiap tindakan memiliki rasa
tanggung jawab.
3. Ghaib :
Tak tampak.
Wujud
sifat hakikat manusia
Kemampuan menyadari diri, harus melalui proses perenungan,
penghayatan dalam bahasa agama khusyuk.
Manusia memiliki kamampuan jati diri (eksistensi).
Kata hati tidak semua
orang mendengar kata hatinya. Contoh : Orang yang mau mencuri tanpa mendengar
kata hati, banyak ikatan yang rusak karena membohongi kata hati.
Memiliki moral, banyak kejadian yang tidak bermoral.
Manusia tercipta untuk bebas , sampai dimanakah batas-batas
kebebasan itu ? misalnya demo, orang
lain mempunyai kebebasan untuk tidak terganggu, batas kebebasan adalah kebebasan
orang lain. Ketika melewati batas kebebasan orang lain. Maka, kebebasan itu
tak bertanggung jawab.
Melaksanakan kewajiban dan menyadari hak, boleh saja atas
nama demokrasi, namun terapat muslihat belaka yaitu dibarengi dengan
kepentingan pribadi.
Kemampuan menghayati kebahagiaan.
Kemampuan
beresistensi
Ketika seseorang melakukan
tindakan amoral, maka dia bukan manusia. Karena dia tidak bisa menghadirkan
dirinya. Menjadi artinya semua manusia
memilki proses yaitu menjadi namun tidak akan ada yang jadi. Maksudnya tidak
ada yang sempurna, sebab yang jadi atau sempurna itu hanya milik Tuhan. Contoh
hari ini kita berada dalam Km 39 kemarin Km 40 dan hari esok km 38. Maksud dari
contoh ini ialah dari hari ke hari kita
harus mendekati kesempurnaan. Dalam proses yang terjadi jika kita dihadapi oleh
moral maka kita harus meng-ada jika tidak maka kita tidak akan menjadi manusia.
Meng-ada merupakan terfungisonalisasinya manusia.
Pandangan
tentang hakikat manusia
1. Pandanagan Psikoanalitik (analisis
kejiwaan)
Pemenuhan kegiatan manusia itu merupakan
naluri (insting) dan manusia menggunakan
akal.
Struktur kepribadian manusia :
Id merupakan potensi diri atau bawaan
sejak lahir berfungsi untuk menggerakkan manusia dalam rangka kebutuhan primer.
Ego merupakan
berbenturan persoalan realitas, ego selalu mengendalikan kebutuhan id, jika
tidak terpenuhi maka muncul sifat non positif.
Super ego
merupakan pengontrol pengawas berkaitan dengan moral. Kegagalan super ego
mengontrol ego maka manusia berbuat-buat semaunya.
2. Pandangan Neoanalitik
Manusia tercermin oleh pengemasan
keinginan :
Id untuk memenuhi kebutuhan dasar
sedangkan.
Ego untuk keinginan yang mampu
melampaui kebutuhan.
3. Pandangan Humanistik
Menghargai
harkat orang lain bahwa orang lain juga mempunyai id, ego, dan supar ego.
Manusia cenderung mampu mambaca nilai-nilai aturan moral yang berlaku
disekitarnya. Misalnya menghargai orang lain.
4. Pandangan behavioristik
Pandangan
prilaku manusia yang selalu dihadapkan oleh pertanyaan, Mengapa prilaku itu
muncul.
Dimensi
manusia dalam makhluk individu dan social.
Homo sapiens, Manusia melalui
pemikiran
Homo Raturate, manusia melalui
penalaran,
Homo luden, Manusia ingin menghibur
diri
Homo Faber
Homo sociale
Homo simbolis, Manusia bersifat
personifikasi
Animal educandum, tidak tahu apa-apa
tetapi dididik
Animal educable
Yang paling saya tangkap dalam mata
pelajaraan ini ialah 2 point penting
Men-ada
Menjadi
Dimana
menjadi ialah proses/ perjalanan menuju pada sebuah titik, tetapi kita tidak
akan sampai ke titik tersebut. Ketika manusia sempai ketitik itu itu bukan lagi
“menjadi” melainkan “jadi” manusia dalam melakoni hidupnya itu dalam rentang
menjadi yang berarti tidak pernah jadi. Jadi itu adalah sempurna. Dan yang
sempurna hanyalah Allah. Dalam islam itu dikatakan bahwa
“ sesungghnya manusia itu merugi, ketika
hari kemarin sama dengan hari ini, dan besok sama dengan hari ini”
Jika
di ibaratkan titik kesempurnaan ada pada km 100, maka manusia menjalani
hidupnya dari hari ke hari jika hari ini ada di titik ke-40 maka besok harus
ada di km 41 dan besoknya lagi di km 42, jadi ketika manusia kemarin di km 40,
hari ini di km 40 itulah manusia yang merugi dan bila besok di km 40 maka
bangkrutlah manusia tersebut. Dan pada km 100 tidaka aka nada yang dapat
menyampai titik itu karena hanya di tempati yang maha kuasa. Sesungguhnya
keberadaan manusia itupun hanya dalam proses. Didalam melakoni proses menjadi
tantangan demi tantangan hadangan demi hadangan kita diperadabkan dalam
keseharian yang berbenturann dengan aspek moralitas kita. Maka pada setiap
detik demi detik dimana tuhan berkata meng-adalah disitu, didalam proses
menjadi kita berhadapan berbegai tantangan, rintangan dan hadangan, terutama
ketika berhadapan dengan dimensi moralitas manusia sebagai makhluk yang
bermoral. Maka seperti apapun tantangan itu berusahalah untuk selalu meng-ada
kitaka anda tidak meng-ada maka sesungguhnya anda adalah hewan yang berjalan,
hewan yang berbicra.
No comments:
Post a Comment