Nama
Matakuliah |
Computational Thingking |
Review pengalaman belajar. |
Mata kuliah
computational thingking atau biasa disingkat CT merupakan salah satu mata
kuliah pada semester kedua ini yang dimana penulis merasa sangat tertarik
untuk mempelajarinya lebih jauh.
Topik 1 :
Pada
topik pertama sekaligus topik perkenalan dengan perkuliahan CT ini membahas
tentang definisi dari CT itu sendiri yang merupakan proses atau metode
berpikit dalam memformulasikan persoalan atau menyusun strategi penyelesaian
guna menghasilkan solusi yang efektif, efisien, dan optimal. CT sendiri terbangun
atas empat fondasi utama yakni dekomposis yang merupakan penguraian
persoalan, pengenalan pola, abstraksi yang merupakan proses eliminasi, serta
algoritma atau rancangan penyelesaian. Selain daripada mendapatkan pemahaman
terhadap konsep dari CT, pada topik ini penulis juga belajar bagaiamana
meyelesaikan persoalan-persoalan pada keseharian dengan menggunakan metode
atau proses berpikir computational thingking dengan menerapkan empat fondasi
pada proses penyelesaian guna mendapatkan solusi yang penyelesaian terbaik. Topik 2 :
Topik
kedua matakuliah CT ini membahas tentang eksistensi CT sendiri di dalam
kurikulum di setiap satuan pendidikan. CT sendiri secara eksplisit termuat di
dalam kurikulum merdeka khsusnya pada satuan pendidikan SD dan SMP serta
lebih jauh termuat di dalam, Keputusan Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan dan Perbukuan Nomor 028/H/KU/2021 tentang Capaian Pembelajaran
PAUD, SD, SMP, SMA, SDLB, SMPLB, SMALB pada Program Sekolah Penggerak dimana
pada setiap fase pendidikan telah ditetapkan capaian pembelajaran yang
terintegrasi dengan CT itu sendiri, seperti salah satunya pada fase F
(kelas XI dan XII) dengan uraian
peserta didik mampu menganalisis beberapa strategi algoritmik secara kritis
dalam menghasilkan banyak alternatif solusi untuk satu persoalan dengan
memberikan justifikasi efisiensi, kelebihan, dan keterbatasan dari semua
alternatif solusi, kemudian memilih dan menerapkan solusi terbaik, paling
efisien, dan optimal dengan merancang struktur data yang lebih kompleks dan
abstrak. Melalui topik ini penulis mengetahui bahwa sebenarnya eksistensi
daripada CT itu sendiri telah termuat di dalam kurikulum melalui keputusan
diatas. Topik 3 : Pada
topik ketiga mata kuliah ini membahas tentang CT dalam problem solving atau
penyelesaian persoalan/masalah. Topik dipelajari melalui latihan menyelsaikan
soal-soal Berbras dan PISA. Bebras sendiri merupakan soal-soal yang sengaja
dirancang untuk mempromosikan CT oleh sebab didalam penyelsaiannya memerlukan
metode berpikir tersebut. Bebras pertama kali digelar di Lithuania yang dalam
bahasa setempat Bebras artinya ialah berang-berang. Penggunaan istilah
Bebrasi ini merupakan metafor akan sebuah usaha kerja keras dalam mencapai
target sebagaimana biasanya dilakukan oleh hewan tersebut. Sementara PISA
atau Program International For Student
and Asesment yang merupakan sebuah program internasional untuk mengukur
tingkat literasi dan numerasi peserta didik di berbagai negara dan melalui
pembelajaran pada topik tiga ini penulis belajar untuk menyelesaikan
soal-soal pada ini dengan mengintegrasikan metode berpikir CT terutama dengan
mengimplentasikan empat fondasi utamanya. Topik 4 : Topik
selanjutnya pada kuliah ini ialah membahas tentanng CT dalam proyek yakni
bagaimana mengintegrasikan metode berpikit CT dalam pembuatan sebuah proyek
khsusnya proyek yang mengaplikasikan STEM. Pada tapik ini kemudian penulis
diminta untuk menguraikan ataupun menjabarkan sebuah rancangan proyek dengan
mengintegrasikan metode berpikit CT yang dimana tidak hanya melibatkan empat
fonsdasi utama tetapi juga menyertakan sub-sub yang lebih detail seperti
conditional logic, komunikasi, struktur data, serta pemodelan. Penjabaran
variabel-variebel ini dimaksudkan untuk medetailkan integrase CT ke dalam
proyek STEM juga guna memberikan sebuah gambaran nyata terkait dengan solusi
terbaik yang akan dihasilkan. Topik
5 : Topik
terkahir yang dibahas pada mata kuliah CT sampai uraian ini ditulis ialah
membahas tentang integrase CT di dalam pembelajaran. Hal yang penulis
pelajari dari topik ini tentunya sesuai dengan tajuk topik ialah bagaimana
mengintegrasikan CT ke dalam mata pelajaran khusunya mata pelajaran fisika.
Pengintegrasian yang dimaksud disini ialah bagaimana mengimplementasiskan
konsep-konsep yang terdapat pada computitonal thingking ke dalam sebauh
materi di dalam pembelajaran seperti salah satu contonya konsep algoritma
yang dapat diimplentasikan melalui kegiatan eksprerimen atau praktikum pada
subjek sains. |
Refleksi pengalaman belajar yang dipilih |
Refleksi Refleksi Topik Pada bagian refleksi ini penulis akan
melakukan refleksi terhadap salah satu topik bahasan yang penulis pilih dari
perkuliahan computational thingking dan topik yang penulis pilih adalah
terkait dengan integrase CT dalam Mata Pelajaran Menurut pandangan penulis, salah satu
alasan dari urgensi penerapan computational thingking atau CT didalam dunia
pendidikan Indonesia adalah kemampuan berpikir daripada atau dapat penulis
tuliskan penggunaan logika berpikir yang masih lemah dari peserta didik kita.
Untuk itu topik terkait dengan integras CT dalam mata pelajaran merupakan
satu topik yang penting untuk dipelajari dan dikuasai. Sebab menurut hemat
penulis inti daripada proses perkuliah ini ialah bagaimana pada akhirnya
mahasiswa yang akan beralih tugas sebagai guru dapat untuk mengimplentasikan
pemahaman akan metode berpikir ini di dalam pembelajaran. Adapun langkah yang
penulis tempuh dalam mempelajari topik ini salah satunya ialah dengan
menelaah contoh implentasi CT di dalam pembelajaran yang menjadi bagian dalam
proses pembelajaran topik yang keenam ini, setelah proses penelaan terhadap
contoh-contoh yang tersedia penulis kemudian menerapkannya pada mata
pelajaran yang penulis ampuh yakni mata pelajaran biologi sekaligus menjadi
bagian tugas yang mesti diselesaikan pada proses perkuliahan topik yang
keenam. Rancangan yang penulis dan juga kelompok rancangan kemudian
dipresentasikan untuk mendapatkan tanggapan serta saran dari mahasiswa lain.
Proses ini penting menurut penulis oleh sebab melalui aksinyata daripada
pengintegrasian CT dalam mata pelajaran, artinya penulis telah mampu untuk
memahami penerapan CT itu sendiri, serta tanggapan dan saran dari mahasiswa
yang lain dapat menjadikan pemahaman tersebut semakin utuh. |
Analisis artefak pembelajaran |
Analisis Artefak Link Artefak Artefak yang penulis sertakan diatas berupa
rancangan integrase CT pada mata pelajaran fisika khususnya pada materi
sifat-sifat geombang bunyi. Rancangan ini dimulai dengan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai yakni peserta didik mampu menjelaskan mekanisme
pembentukan urin melalui kegiatan proyek kelompok dengan tepat. Singkatnya
pada rancangan ini peserta didik diarahkan untuk mampu menggunakan
keterampilan berpikir CT pada konsep algoritma, dekomposisi, pengenalan pola,
dan abstaksi. Algoritma dilakukan dengan kegiatan mendesain alat peraga,
dekomposisi peserta didik mampu menentukan alat dan bahan yang akan digunakan
dalam membuat alat peraga dan menentukan pola yang akan digunakan dalam
membuat alat peraga, sehingga air dapat melewati selang, Dan pada tahap abstraksi
peserta didik diharapkan mampu menjelaskan mekanisme pembetukan urin dan
melakukan simulasi pembentukan urin. |
Pembelajaran bermakna (good practices) |
Pada akhirnya pembelajaran bermakna yang
penulis dapatkan dalam proses pembelajaran mata kuliah ini ialah bagiamana
penguasaan seorang guru akan metode berpikir computational thingking dapat
menjadi kunci akan keberhasilan pembelajaran oleh sebab menurut hemat penulis
sebagai metode berpikir CT tidak hanya tentang bagaiamana menyelesaikan soal,
pembuatan proyek, atau bagaimana ia di dalam materi ajar akan tetapi lebih
jauh merupakan sebuah konsep berpikir yang dapat di terapkan dalam setiap hal
seperti bagaimana merancangan sebuah pembelajaran yang memantik keaktifan dan
berikut keberhasila peserta didik melalui penganalisisan situasi, identifkasi
materi ajar, karakteristik peserta didik serta pengelolaan akan
informasi-informasi yang diperlukan. Selain itu hal bermakna yang penulis
dapatkan lainnya ialah begitu pentingnya kesegeraan akan pelaksanaan integrasi
computational thingking ini kedalam dunia pendidikan di Indonesia oleh sebab
kenyataan akan lemahnya kemampuan berpikir peserta didik selain itu begitu
pentingnya kemampuan akan penguasaan metode berpikir ini sebagai senjata bagi
peserta didik di dalam menjalani kehidupan baik di sekolah maupun disaat
kembali kepada masyarakat sosial dan guru merupakan agen di dalam
pewujudannya. |