Friday, May 26, 2023

JURNAL REFLEKSI COMPUTATIONAL THINGKING

 

Nama Matakuliah

Computational Thingking

Review pengalaman belajar.

Mata kuliah computational thingking atau biasa disingkat CT merupakan salah satu mata kuliah pada semester kedua ini yang dimana penulis merasa sangat tertarik untuk mempelajarinya lebih jauh.

Topik 1 :

Pada topik pertama sekaligus topik perkenalan dengan perkuliahan CT ini membahas tentang definisi dari CT itu sendiri yang merupakan proses atau metode berpikit dalam memformulasikan persoalan atau menyusun strategi penyelesaian guna menghasilkan solusi yang efektif, efisien, dan optimal. CT sendiri terbangun atas empat fondasi utama yakni dekomposis yang merupakan penguraian persoalan, pengenalan pola, abstraksi yang merupakan proses eliminasi, serta algoritma atau rancangan penyelesaian. Selain daripada mendapatkan pemahaman terhadap konsep dari CT, pada topik ini penulis juga belajar bagaiamana meyelesaikan persoalan-persoalan pada keseharian dengan menggunakan metode atau proses berpikir computational thingking dengan menerapkan empat fondasi pada proses penyelesaian guna mendapatkan solusi yang penyelesaian terbaik.

 

Topik 2 :

Topik kedua matakuliah CT ini membahas tentang eksistensi CT sendiri di dalam kurikulum di setiap satuan pendidikan. CT sendiri secara eksplisit termuat di dalam kurikulum merdeka khsusnya pada satuan pendidikan SD dan SMP serta lebih jauh termuat di dalam, Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Nomor 028/H/KU/2021 tentang Capaian Pembelajaran PAUD, SD, SMP, SMA, SDLB, SMPLB, SMALB pada Program Sekolah Penggerak dimana pada setiap fase pendidikan telah ditetapkan capaian pembelajaran yang terintegrasi dengan CT itu sendiri, seperti salah satunya pada fase F (kelas  XI dan XII) dengan uraian peserta didik mampu menganalisis beberapa strategi algoritmik secara kritis dalam menghasilkan banyak alternatif solusi untuk satu persoalan dengan memberikan justifikasi efisiensi, kelebihan, dan keterbatasan dari semua alternatif solusi, kemudian memilih dan menerapkan solusi terbaik, paling efisien, dan optimal dengan merancang struktur data yang lebih kompleks dan abstrak. Melalui topik ini penulis mengetahui bahwa sebenarnya eksistensi daripada CT itu sendiri telah termuat di dalam kurikulum melalui keputusan diatas.

 

Topik 3 :

Pada topik ketiga mata kuliah ini membahas tentang CT dalam problem solving atau penyelesaian persoalan/masalah. Topik dipelajari melalui latihan menyelsaikan soal-soal Berbras dan PISA. Bebras sendiri merupakan soal-soal yang sengaja dirancang untuk mempromosikan CT oleh sebab didalam penyelsaiannya memerlukan metode berpikir tersebut. Bebras pertama kali digelar di Lithuania yang dalam bahasa setempat Bebras artinya ialah berang-berang. Penggunaan istilah Bebrasi ini merupakan metafor akan sebuah usaha kerja keras dalam mencapai target sebagaimana biasanya dilakukan oleh hewan tersebut. Sementara PISA atau Program International For Student and Asesment yang merupakan sebuah program internasional untuk mengukur tingkat literasi dan numerasi peserta didik di berbagai negara dan melalui pembelajaran pada topik tiga ini penulis belajar untuk menyelesaikan soal-soal pada ini dengan mengintegrasikan metode berpikir CT terutama dengan mengimplentasikan empat fondasi utamanya.

 

Topik 4 :

 

Topik selanjutnya pada kuliah ini ialah membahas tentanng CT dalam proyek yakni bagaimana mengintegrasikan metode berpikit CT dalam pembuatan sebuah proyek khsusnya proyek yang mengaplikasikan STEM. Pada tapik ini kemudian penulis diminta untuk menguraikan ataupun menjabarkan sebuah rancangan proyek dengan mengintegrasikan metode berpikit CT yang dimana tidak hanya melibatkan empat fonsdasi utama tetapi juga menyertakan sub-sub yang lebih detail seperti conditional logic, komunikasi, struktur data, serta pemodelan. Penjabaran variabel-variebel ini dimaksudkan untuk medetailkan integrase CT ke dalam proyek STEM juga guna memberikan sebuah gambaran nyata terkait dengan solusi terbaik yang akan dihasilkan.

 

Topik 5 :

Topik terkahir yang dibahas pada mata kuliah CT sampai uraian ini ditulis ialah membahas tentang integrase CT di dalam pembelajaran. Hal yang penulis pelajari dari topik ini tentunya sesuai dengan tajuk topik ialah bagaimana mengintegrasikan CT ke dalam mata pelajaran khusunya mata pelajaran fisika. Pengintegrasian yang dimaksud disini ialah bagaimana mengimplementasiskan konsep-konsep yang terdapat pada computitonal thingking ke dalam sebauh materi di dalam pembelajaran seperti salah satu contonya konsep algoritma yang dapat diimplentasikan melalui kegiatan eksprerimen atau praktikum pada subjek sains.

Refleksi pengalaman belajar yang dipilih

Refleksi

Refleksi Topik

 

Pada bagian refleksi ini penulis akan melakukan refleksi terhadap salah satu topik bahasan yang penulis pilih dari perkuliahan computational thingking dan topik yang penulis pilih adalah terkait dengan integrase CT dalam Mata Pelajaran

Menurut pandangan penulis, salah satu alasan dari urgensi penerapan computational thingking atau CT didalam dunia pendidikan Indonesia adalah kemampuan berpikir daripada atau dapat penulis tuliskan penggunaan logika berpikir yang masih lemah dari peserta didik kita. Untuk itu topik terkait dengan integras CT dalam mata pelajaran merupakan satu topik yang penting untuk dipelajari dan dikuasai. Sebab menurut hemat penulis inti daripada proses perkuliah ini ialah bagaimana pada akhirnya mahasiswa yang akan beralih tugas sebagai guru dapat untuk mengimplentasikan pemahaman akan metode berpikir ini di dalam pembelajaran. Adapun langkah yang penulis tempuh dalam mempelajari topik ini salah satunya ialah dengan menelaah contoh implentasi CT di dalam pembelajaran yang menjadi bagian dalam proses pembelajaran topik yang keenam ini, setelah proses penelaan terhadap contoh-contoh yang tersedia penulis kemudian menerapkannya pada mata pelajaran yang penulis ampuh yakni mata pelajaran biologi sekaligus menjadi bagian tugas yang mesti diselesaikan pada proses perkuliahan topik yang keenam. Rancangan yang penulis dan juga kelompok rancangan kemudian dipresentasikan untuk mendapatkan tanggapan serta saran dari mahasiswa lain. Proses ini penting menurut penulis oleh sebab melalui aksinyata daripada pengintegrasian CT dalam mata pelajaran, artinya penulis telah mampu untuk memahami penerapan CT itu sendiri, serta tanggapan dan saran dari mahasiswa yang lain dapat menjadikan pemahaman tersebut semakin utuh.

Analisis artefak pembelajaran

Analisis Artefak

Link Artefak

 

Artefak yang penulis sertakan diatas berupa rancangan integrase CT pada mata pelajaran fisika khususnya pada materi sifat-sifat geombang bunyi. Rancangan ini dimulai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yakni peserta didik mampu menjelaskan mekanisme pembentukan urin melalui kegiatan proyek kelompok dengan tepat. Singkatnya pada rancangan ini peserta didik diarahkan untuk mampu menggunakan keterampilan berpikir CT pada konsep algoritma, dekomposisi, pengenalan pola, dan abstaksi. Algoritma dilakukan dengan kegiatan mendesain alat peraga, dekomposisi peserta didik mampu menentukan alat dan bahan yang akan digunakan dalam membuat alat peraga   dan menentukan pola yang akan digunakan dalam membuat alat peraga, sehingga air dapat melewati selang, Dan pada tahap abstraksi peserta didik diharapkan mampu menjelaskan mekanisme pembetukan urin dan melakukan simulasi pembentukan urin.

 

Pembelajaran bermakna (good practices)

Pada akhirnya pembelajaran bermakna yang penulis dapatkan dalam proses pembelajaran mata kuliah ini ialah bagiamana penguasaan seorang guru akan metode berpikir computational thingking dapat menjadi kunci akan keberhasilan pembelajaran oleh sebab menurut hemat penulis sebagai metode berpikir CT tidak hanya tentang bagaiamana menyelesaikan soal, pembuatan proyek, atau bagaimana ia di dalam materi ajar akan tetapi lebih jauh merupakan sebuah konsep berpikir yang dapat di terapkan dalam setiap hal seperti bagaimana merancangan sebuah pembelajaran yang memantik keaktifan dan berikut keberhasila peserta didik melalui penganalisisan situasi, identifkasi materi ajar, karakteristik peserta didik serta pengelolaan akan informasi-informasi yang diperlukan. Selain itu hal bermakna yang penulis dapatkan lainnya ialah begitu pentingnya kesegeraan akan pelaksanaan integrasi computational thingking ini kedalam dunia pendidikan di Indonesia oleh sebab kenyataan akan lemahnya kemampuan berpikir peserta didik selain itu begitu pentingnya kemampuan akan penguasaan metode berpikir ini sebagai senjata bagi peserta didik di dalam menjalani kehidupan baik di sekolah maupun disaat kembali kepada masyarakat sosial dan guru merupakan agen di dalam pewujudannya.

 

No comments:

Post a Comment

MODUL AJAR IPA KELAS VIII

PDF